Senin, 04 Februari 2013

Keris Setan Kober

Misteri Keris Setan Kober


Keris Kyai Setan Kober. Keris pusaka luk 13 yang diciptakan oleh Mpu Bayu Aji zaman kerajaan Pajajaran (1150).

      Keris Kyai Setan Kober merupakan sebilah keris pusaka luk 13 yang diciptakan oleh Mpu Bayu Aji pada zaman kerajaan Pajajaran (1150). Mpu Bayu Aji adalah seorang mpu yang sangat mumpuni dan berpengatahuan sangat luas. Beliau juga mempunyai murid-murid dari bangsa jin dan siluman, karena tempat tinggal sang mpu berada di tepi hutan yang sangat angker di daerah Cirebon. Berkat kewaskitaan beliau, banyak dari golongan jin yang selalu ingin menimba ilmu dan mengabdi padanya. Sebaliknya sang mpu merasa jengkel karena seringkali mendengar rengekan para jin yang ingin berguru padanya.
Hingga suatu hari, Mpu Bayu Aji tengah menciptakan sebilah keris pusaka luk 13. Ketika sang mpu sedang mengheningkan cipta untuk memasukkan daya magis pada keris tersebut, konsentrasinya terganggu gara-gara rengekan para jin. Akhirnya keris pusaka tersebut menjadi tidak sempurna, dan dinamakan sebagai Keris Kyai Setan Kober. Karena tercipta akibat daya panas dan ambisi yang besar. Konon keris ini pernah jatuh ke tangan Arya Penangsang, Adipati Jipang Panolan, pada masa Kerajaan Demak Bintoro (1521 – 1546).
       Kala itu  Arya Penangsang mengirim empat orang utusan untuk membunuh saingan beratnya, yaitu Hadiwijaya. Dia menantu Sultan Trenggana yang menjadi bupati Pajang. Ke-empat utusan tersebut telah dibekali keris pusaka Kyai Setan Kober. Ketika ke empat utusan Arya penangsang masuk ke peraduan Sultan langsung menyerangnya. Sultan terbangun dan balik melemparkan selimutnya, maka terjadilah perkelahian yang akhirnya di menangkan oleh Sultan Hadiwijaya .
Setelah mengakui kekalahan, Hadiwijaya pun memaafkanya. Para utusan Arya Penangsang di perkenankan pulang, namun dengan syarat, keris Kyai Setan Kober di minta oleh Sultan Hadiwijaya.
Sultan Hadiwijaya ganti mendatangi Arya Penangsang untuk mengembalikan keris Setan Kober. Keduanya lalu terlibat pertengkaran dan didamaikan Sunan Kudus. Hadiwijaya kemudian pamit pulang, sedangkan Sunan Kudus menyuruh Penangsang berpuasa 40 hari untuk mendinginkan amarahnya yang labil.
Dalam perjalanan pulang ke Pajang, rombongan Hadiwijaya singgah ke Gunung Danaraja tempat Ratu Kalinyamat bertapa. Ratu Kalinyamat mendesak Hadiwijaya agar segera menumpas Arya Penangsang. Ia yang mengaku sebagai pewaris takhta Sunan Prawoto berjanji akan menyerahkan Demak dan Jepara jika Hadiwijaya menang.
          Hadiwijaya segan memerangi Penangsang secara langsung, karena merasa sebagai sesama anggota keluarga Demak. Maka diumumkanlah sayembara, barang siapa dapat membunuh bupati Jipang tersebut, akan memperoleh hadiah berupa tanah Pati dan Mataram.
Kedua kakak angkat Hadiwijaya, yaitu Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawi pun mengikuti sayembara. Hadiwijaya memberikan bantuan berupa pasukan Pajang untuk membantu karena anak angkatnya, yaitu Sutawijaya putra kandung Ki Ageng Pemanahan ikut serta.
Ketika pasukan Pajang datang menyerang Jipang, Arya Penangsang sedang berpesta merayakan keberhasilannya berpuasa 40 hari. Surat tantangan atas nama Hadiwijaya membuatnya tidak mampu menahan emosi. Meskipun sudah disabarkan Arya Mataram, Penangsang tetap berangkat ke medan perang.
Perang antara pasukan Pajang dan Jipang terjadi di dekat Bengawan Sore. Perut Penangsang robek terkena tombak Kyai Plered milik Sutawijaya. Meskipun demikian Penangsang tetap bertahan. Ususnya yang terburai dililitkannya pada gagang keris yang terselip dipinggang.
Sutawijaya terkesan menyaksikan betapa gagahnya Arya Penangsang dengan usus terburai yang menyangkut pada hulu kerisnya. Ia lalu memerintahkan agar anak laki-lakinya, kalau kelak menikah, meniru Arya Penangsang. Kepada anaknya Arya Panangsang meminta agar menggantikan buraian usus dengan rangkaian melati atau ronce bunga melati. Dengan begitu, pengantin pria akan tampak lebih gagah, dan tradisi tersebut tetap digunakan hingga saat ini.
Penangsang berhasil meringkus Sutawijaya. Saat mencabut keris Setan Kober untuk membunuh Sutawijaya, usus Arya Penangsang terpotong sehingga menyebabkan kematiannya.
Sayembara menumpas Arya Penangsang tahun 1549 merupakan pengalaman perang pertama bagi Sutawijaya. Ia diajak ayahnya ikut serta dalam rombongan pasukan supaya Hadiwijaya merasa tidak tega dan menyertakan pasukan Pajang sebagai bala bantuan. Saat itu Sutawijaya masih berusia belasan tahun.
Akan tetapi sengaja disusun laporan palsu bahwa kematian Arya Penangsang akibat dikeroyok Ki Ageng Pamanahan dan Ki Panjawi, karena jika Sultan Hadiwijaya sampai mengetahui kisah yang sebenarnya (bahwa pembunuh Bupati Jipang Panolan adalah anak angkatnya sendiri), dikhawatirkan ia akan lupa memberikan hadiah.
Kisah Keris Kyai Setan Kober ini penulis nukilkan dari berbagai sumber, dengan harapan semoga pembaca yang budiman dapat memetik hikmah dari tulisan ini. Semoga bermafaat.

Tidak ada komentar: